Kirab Budaya Sebagai Ajang Melestarikan Budaya
Oleh : Kurniasari Alifta
Ramadhani
Kontingen Purna Paskibraka Gunungkidul |
Banyak cara
untuk melestarikan kebudayaan yang telah lama melekat di diri masyarakat,
misalnya saja di Gunugkidul pada hari Sabtu 26 Oktober 2013 Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan KNPI, PPI, IPG, dan Gunungkidul
Fotografi mengadakan Kirab Budaya bagi Pelajar SMP/MTs sederajat dan SMA/SMK/MA
se-Gunungkidul.
S.
Muhari, panitia pelaksana Kirab Budaya mengatakan bahwa tujuan lain dari kirab
adalah untuk memupuk jiwa nasionalisme para pemuda dan menjadikan pemuda
Gunungkidul lebih kreatif, berkarakter, dan berbudaya.
“Tujuan lain
dari kirab adalah memupuk jiwa nasionalisme pemuda. Menjadi pemuda Gunungkidul
kreatif, berkarakter, dan berbudaya. Dengan tetap menjunjung tinggi budaya
daerah.” kata Muhari saat diberi pertanyaan tentang tujuan pelaksanaan Kirab
Budaya kemarin.
Kirab
Budaya Pelajar ini diikuti oleh 8 OKP dan 23 SMP/MTs/sederajat dan SMA/SMK/MA
se-Gunungkidul. Muhari mengatakan meskipun Kirab ini adalah even yang baru
tercetus pertama kali untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda namun para peserta
cukup antusias mengikuti jalannya Kirab kemarin meskipun mereka harus
mengeluarkan anggaran sendiri dari masing-masing OKP maupun sekolah.
Kirab
Budaya kemarin dibuka langsung oleh Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos di
Alun-Alun Pemda Wonosari sekitar pukul 14.00 wib. Rute perjalanan kirab dimulai
dari Alun-alun kemudian melalui Jalan Sumarwi, Jalan Ksatrian lalu Jalan Baru
dan finish di Alun-Alun Pemda Wonosari. Dalam kirab kemarin para peserta kirab
saling beradu kreatifitas dari masing-masing OKP maupun sekolah. Kirab Budaya
ini berhasil mencuri perhatian banyak warga di Wonosari dan sekitarnya.
Tentang
penilaian dalam pemilihan juara, Muhari mengaku kalau dirinya sendiri kurang
begitu tahu menahu karena tim penilai berasal dari IPG (Ikatan Perupa
Gunungkidul). Selain Kirab Budaya Pelajar, untuk memperingati Hari Sumpah
Pemuda ke-85 di Gunungkidul juga telah
dilaksanakan beberapa acara. “Sebenarnya udah banyak even, diantaranya LBB,
lomba fotografi, karya tulis, pemuda pelopor” tutur Muhari. Kirab Budaya
Pelajar kemarin diakhiri dengan juara pertama diraih oleh kontingen SMA 1
Wonosari.
Pelestarian
kebudayaan memanglah sangat penting untuk menjaga kebudayaan yang telah kita
miliki sejak dahulu, tidak hanya dengan cara menggelar kirab saja, kita bisa
saja melestarikannya dengan cara yang lain seperti belajar lebih mendalam untuk
mengetahui seluk beluk kebudayaan kita, menggunakan pakaian yang berbau
tradisional setiap harinya atau dengan mencintai barang-barang dalam negeri. Pada
zaman sekarang ini, terasa atau tidak kita sudah dijajah melalui kebudayaan yang
berasal dari luar negeri yang mayoritas tidak sesuai dengan norma yang ada di
Negara kita sendiri. Lambat laun, dari masa ke masa suatu kebudayaan memanglah
selalu berkembang, namun ada baiknya jika kita tidak menjadi kacang yang lupa
akan kulitnya.